Jumat, 18 November 2016

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2016


Sutra Usia Tanpa Batas menyebutkan : “Seluruh makhluk terhadap ladang, rumah, sanak keluarga dan harta benda, ketika tidak ada, ingin memperebutkannya; setelah memilikinya takut kehilangan.

Pendidikan keluarga tempo dulu lebih berkualitas daripada jaman sekarang ini, pendidikan tempo dulu selalu menitikberatkan pada kesahajaan. Maka itu orang yang terpelajar akan memahami hal ini, menjalani kehidupan ini dengan apa adanya, tahu merasa cukup dan puas, nafsu keinginan lebih sedikit, mudah mengendalikan diri.    

Sekarang dunia sudah berubah, hati manusia juga ikut berubah, nafsu keinginan tiada batasannya lagi, karma buruk yang diciptakan dibandingkan dengan orang tempo dulu, saya percaya pasti melampaui sepuluh kali lipat, bahkan mungkin saja seratus kali lipat, sungguh mengerikan!

Orang yang tidak mempunyai ladang selalu merasa risau karena tidak punya ladang, sedangkan orang yang tidak mempunyai rumah selalu merisaukan tidak memiliki tempat hunian, lalu sanak saudara dan harta benda, ketika memilikinya, dia akan selalu merasa risau takut kehilangan, sedangkan bagi yang tidak punya, juga merisaukan ingin memilikinya. “Ada atau tidak ada”, sama-sama juga merasa risau.

Bagi yang belum memiliki harta benda selalu mendambakannya, setelah berhasil memilikinya masih merasa tidak puas dan ingin memperoleh lebih banyak lagi, maka itu baik yang belum memiliki atau yang sudah memiliki harta benda, sama-sama merasa risau dan banyak beban pikiran, yang sudah memiliki selalu gelisah takut harta bendanya hilang atau berkurang.

Saya yakin manusia era kini sangat menyelami kenyataan ini, memiliki kesan yang sangat mendalam, bahkan mungkin saja diri sendiri juga berada dalam kerisauan begini, bukankah ini sungguh mengerikan! Ada maupun tidak ada, sama-sama juga merasa risau. 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2016

我們看經文,『無田憂田,無宅憂宅,眷屬財物,有無同憂』。念老的註解,「無田憂田」一直到「憂苦萬端」這一大段,財物憂苦這一大段,皆是「累念積慮」一句之詳細演說,詳演。田是土地,宅是居住的房屋;眷屬,上面有父母,下面有兒女、有僕從。過去中國是大家庭,那個制度比現前好,古時候的教育也好,總是要教人要節儉。所以讀書人,特別是讀書人,明白這些道理,生活只要能過得去就很滿足,貪欲的念比較少,容易控制。現在世界變了、人心變了,貪欲沒有止境,造的業比過去我相信決定不止十倍,可能是要到一百倍了,多麼可怕!

沒有田地想有土地,沒有房屋想有房屋,這些「眷屬財物」,有,他也擔憂,沒有也擔憂,「有無同憂」。「財物者,家財產業」,這些都是資生的器物。以上講所憂的境界,沒有的想有,有的還想更多,所以有無就同憂,已有的又怕丟掉。所以,末後這兩句話講得好,做為這個總結,「欲海難填,患得患失」。這兩句話,我相信現代人感觸非常深,很有可能自己就在其中,你說多麼可怕!有無同憂。

文摘恭錄 淨土大經科註(第四回)  (第三九五集)  2016/11/1 





 

Saya bukannya tidak sudi menetap pada sebuah vihara, belajar pada seorang guru saja, namun sayangnya Bhiksu senior (vihara tempat Master Chin Kung ditabhiskan tempo dulu), tidak menyukai tindakanku (memberi ceramah Dharma), rekan-rekanku juga membenci diriku. Apa alasannya?

Oleh karena orang yang belajar berceramah itu jumlahnya amat sedikit, anda memberi ceramah di sebuah vihara, lalu umat yang berdatangan itu kian hari kian ramai, maka muncullah perasaan iri hati dan usaha menghalangi dirimu.

Saya ditabhiskan di Vihara Linji, setelah ditabhiskan, saya mulai memberi ceramah, saat itu ketua vihara yang juga merupakan guru penabhisku adalah Master Xinwu, namun sayangnya tidak lama kemudian beliau lepas jubah dan sekarang beliau telah wafat. Usia beliau lebih muda setahun dari diriku.

Sebelum ditabhiskan, saya mengajukan syarat pada Master Xinwu, saya bilang padanya kalau saya ingin belajar memberi ceramah Dharma, beliau amat bersukacita, maka itu di Vihara Linji tersedia sebuah ruang ceramah mungil yang boleh saya gunakan, sedangkan ruang kebaktian utama digunakan untuk mengadakan upacara-upacara ritual.

Setelah saya ditabhiskan, setahun kemudian Master Xinwu lepas jubah, kedudukan beliau sebagai ketua vihara digantikan oleh Master Baisheng. Master Baisheng tidak setuju saya memberi ceramah, lantas apa yang harus kulakukan? Akhirnya saya terpaksa kembali ke Taichung melanjutkan belajar pada Guru Li.   

Maka itu hanya sepatah kata yakni “risau”, hari ini dilewati dengan apa adanya, esok hari masih belum tiba, tidak perlu merisaukannya, kalau merisaukan esok hari, maka tidur pun takkan bisa pulas.

Sampai di Taichung, mereka menyediakan sebuah kamar tidur berukuran kecil, meskipun tidak besar namun merupakan tempat hunian yang hangat.

Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) merupakan sosok yang menghargai dan mendukung orang berbakat agar bisa berhasil, beliau membantu diriku, andaikata saya tidak bersua dengan Guru Li, tidak bersua dengan Pengurus Han (Upasika Han Ying), maka karirku hanya bisa menemui jalan buntu.

Dibawah bimbingan Guru Li selama 10 tahun, saya berhasil belajar ajaran sutra dan memberi ceramah di atas podium, namun sayangnya tidak ada vihara yang sudi membina penceramah, termasuk kampus Buddhis. Maka itu selanjutnya saya juga tidak ingin menjadi tenaga pengajar di kampus Buddhis, sungguh menderita!        

Akhirnya hanya bisa memanfaatkan kesempatan ketika umat berdatangan ke vihara untuk menimbun berkah memberi persembahan, saat itu ketika beramah-tamah dengan mereka, kami duduk bersama sambil membahas Buddha Dharma, dengan demikian menjalin jodoh Dharma dengan para insani.

Maka itu mengapa di kalangan Ajaran Buddha tidak tampak insan berbakat? Oleh karena generasi sebelumnya tidak menghargai dan membina insan-insan berbakat, cuma tahu menyelenggarakan upacara-upacara ritual, oleh karena dengan upacara-upacara begini bisa menghasilkan duit, bagaimana caranya supaya bisa menghasilkan uang, agar kehidupan bisa dilewati dengan lebih nyaman, sedangkan praktisi yang memberi ceramah tidak ada yang memberi persembahan.

Bahkan satu babak upacara ritual yang diselenggarakan itu juga memiliki patokan harga tersendiri, jadi ada pemasukan buat kas.

Maka itu Master Baisheng mengkritik diriku, kenapa kamu bersikeras menjalani jalan buntu begini? Siapa yang sudi memberimu persembahan? Bagaimana dengan kehidupanmu? Ucapan beliau cukup beralasan, kenyataannya memang begitu. 

Rasanya begitu sengsara, apapun yang terjadi, saya takkan mundur dari cita-citaku yang semula, sekarang pikir-pikir, jalan yang kupilih ini tidaklah salah, berterimakasih pada Master Zhangjia (Master Chin Kung mempunyai tiga orang guru : Mr.Fang Dongmei, Master Zhangjia dan Upasaka Li Bingnan), dengan pemberkatan dari beliau akhirnya saya berhasil melangkah di jalan ini.

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 1 November 2016

我不是不想依止一個寺廟,依止一個老法師,老法師不喜歡我這個做法,同參道友也討厭。為什麼?很少人學講經,你在寺廟裡面講經,聽眾愈多麻煩愈大,嫉妒障礙就來了。我在臨濟寺出家,那個時候我一出家就講經,寺廟裡的住持是我的剃度師心悟法師,過世了,他以後還俗了,他小我一歲。我出家跟他談條件,我要學講經,他非常歡喜,所以臨濟寺有個小講堂就給我用,大殿那邊做佛事,小講堂裡面講經。一年之後他還俗了,白聖法師來住持,那就不行了,他就不贊成講經。我怎麼辦?我只好回到台中繼續學習。所以確實憂慮,只有一個念頭,今天得過且過,明天還沒來,別去想它,你要想明天,睡不著覺。

我到台中,台中還給我一個小房間,房間雖然不大,住得安穩。老師是成就人才,他幫助我,我要是沒有李老師,要是遇不到韓館長,我這條路就走不通。在老師會下十年,經教沒有問題了,上台可以應付,但是沒有一個寺廟想培養講經人才,包括佛學院。所以我以後連佛學院也不能教,很苦!講經,只有外面居士到寺廟裡面來修福供養,飯前飯後有一點時間碰到了,大家坐在一起談談佛法,沒有經本,這樣跟大家結個法緣。

所以為什麼佛教裡頭不出人才?上一輩沒有重視,只重視經懺,經懺有收入;著重在生活,怎麼樣去找錢,讓生活能過得去,講經沒人供養。經懺可以有價錢的,一堂佛事多少錢,有收入。所以白聖法師批評我,你為什麼走這個死路?誰供養你?你生活怎麼辦?講的是有道理,完全講到現實。所以很痛苦,這條路還是咬緊牙根走過來了。現在想想我這條路走對了,感恩章嘉大師,得他老人家的加持,這條路走過來了。

文摘恭錄 淨土大經科註(第四回)  (第三九五集)  2016/11/1